Jumat, 06 Mei 2011

Wasiat Rasulullah 6

oleh:Deden Salafy

“Gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham kalian.”
Sabda beliau merupakan kiasan
tentang kuatnya berpegang teguh
kepada Sunnah. Hal itu karena sudah
begitu banyaknya fitnah dan syubhat
yang ada. Kadang-kadang ada orang
berpegang pada manhaj Salaf lalu keluar dari manhaj Salaf karena
banyaknya fitnah, syubhat, dan
syahwat. Fitnah terbagi menjadi dua:
fitnah syahwat dan syubhat. Fitnah
syubhat ialah fitnah yang terkait
dengan pemahaman, aliran, kelompok, firqah, keyakinan, dan lainnya.
Sedangkan fitnah syahwat ialah yang
berkenaan dengan harta, wanita,
jabatan, kedudukan, kekuasaan, dan
lain sebagainya. Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah
mengatakan, “Rasulullâh Salallahu ‘Alaihi Wassalam telah menggabungkan Sunnah Sahabatnya
dengan Sunnahnya, dan
memerintahkan untuk mengikutinya
seperti memerintahkan untuk
mengikuti Sunnahnya, sampai-sampai
beliau memerintahkan agar menggigitnya dengan gigi geraham.
Dan ini meliputi apa yang mereka
fatwakan dan apa yang mereka
contohkan walaupun sebelumnya Nabi
Salallahu ‘Alaihi Wassalam tidak melakukannya. Hal ini juga meliputi apa yang mereka
fatwakan secara keseluruhan atau
sebagian besar dari mereka atau
sebagian mereka saja karena
Rasulullâh Salallahu ‘Alaihi Wassalam mengaitkannya dengan apa yang
disunnahkan (dicontohkan) oleh
Khulafâ Râsyidin. Dan sudah
dimaklumi, jika mereka mencontohkan
hal itu pada saat yang bersamaan,
maka bisa diketahui bahwa Sunnah tiap orang dari mereka (Sahabat) pada
masa beliau Salallahu ‘Alaihi Wassalam adalah termasuk Sunnah Khulafâur
Râsyidin.” Hadits ini sebagai pukulan keras yang
menghujam di kepala para ahlul bid’ah yang menyelisihi manhaj Salaf, karena
hal ini ditunjukkan oleh beberapa hal :
Pertama:
Rasulullâh Salallahu ‘Alaihi Wassalam menggabungkan Sunnah Khulafâur
Râsyidin, yaitu pemahaman Salaf,
dengan Sunnah beliau. Ini
menunjukkan bahwa Islam tidak bisa
dipahami kecuali dengan manhaj Salaf.
Kedua: Beliau Salallahu ‘Alaihi Wassalam menjadikan Sunnah Khulafâur Râsyidin
sebagai Sunnah beliau, beliau
mengatakan, “Gigitlah ia dengan gigi geraham.” Dan tidak mengatakan, “Gigitlah keduanya dengan gigi geraham.” Dengan demikian jelaslah bahwa Sunnah Khulafâ`ur Râsyidin
termasuk Sunnah beliau Salallahu
‘Alaihi Wassalam. Ketiga:
Beliau menghadapkan (menjadikan
berlawanan) semua itu dengan
peringatan terhadap bid’ah, maka hal ini menunjukkan setiap yang
menyelisihi manhaj Salaf berarti ia
terjerumus dalam bid’ah tanpa ia sadari.
Keempat:
Beliau menjadikan hal itu (manhaj
Salaf) sebagai solusi dari perselisihan
dan kebid’ahan, barangsiapa yang berpegang teguh kepada Sunnah
Rasulullâh Salallahu ‘Alaihi Wassalam dan Sunnah Khulafâ‘ur Râsyidin maka ia termasuk dalam golongan yang
selamat kelak di hari Kiamat.
Kelima:
Beliau tidak menjadikan Sunnahnya
dan Sunnah Khulafâ Râsyidin dalam
perselisihan yang banyak itu. Hal ini menunjukkan bahwa semuanya itu
berasal dari Allah Ta’ala , karena terjadinya perselisihan yang banyak
tidak mungkin dari Allah Ta ’ala, sebagaimana dalam firman-Nya yang
artinya, “Sekiranya (al-Qur`ân) itu bukan dari Allah, pasti mereka menemukan
banyak hal yang bertentangan di
dalamnya.” (Qs an-Nisâ’/4:82) Dari poin-poin yang berkaitan ini maka
jelaslah bahwa jalan keselamatan dari
perselisihan dan perpecahan serta jalan
untuk melindungi kehidupan dari
kesesatan hawa nafsu dan rusaknya
syubhat dan syahwat adalah dengan memahami Sunnah Rasulullâh Salallahu
‘Alaihi Wassalam dengan pemahaman mereka. Karena mereka telah
mendapat bagian melimpah dari
Sunnah tersebut, mereka berhasil
menempati posisi terdepan dan
memimpin masa, sehingga tidak
menyisakan kesempatan bagi generasi setelahnya untuk menyusul dan
menyamai mereka karena mereka
berhenti di atas petunjuk, telah
dicukupkan dengan ilmu, dan dengan
ketajaman pandangan mereka melihat
Sunnah Rasulullâh Salallahu ‘Alaihi Wassalam menjadi sesuatu yang paling
agung di hati mereka, paling hebat
dalam jiwa mereka. Jika Rasulullâh Salallahu ‘Alaihi Wassalam mengajak mereka pada
suatu perintah, secepatnya mereka
segera memenuhinya baik beramai-
ramai maupun sendiri-sendiri. Mereka
segera membawa jiwa raganya untuk
melaksanakan perintah tersebut tanpa perlu bertanya tentang dalil atau
buktinya. Oleh karena itu, mereka adalah orang
yang paling berhak terhadap
Rasulullâh Salallahu ‘Alaihi Wassalam dan Sunnahnya, baik dalam
pemahaman, pengamalan, maupun
dakwah. Dan yang wajib bagi orang
setelah mereka adalah berpegang
teguh kepada manhaj mereka, agar
bisa bersambung dengan Rasulullâh Salallahu ‘Alaihi Wassalam dan agama Allah Ta’ala . Jika tidak, maka ia bagaikan pohon buruk yang tercabut
dari dalam tanah dan ia tidak memiliki
ketetapan.26 Nabi Salallahu ‘Alaihi Wassalam mengabarkan tentang akan terjadinya
perpecahan dan perselisihan pada
umatnya, kemudian Rasulullah
Salallahu ‘Alaihi Wassalam memberikan jalan keluar agar selamat dunia dan
akhirat yaitu dengan mengikuti
Sunnahnya dan Sunnah para Sahabat.
Hal ini menunjukkan wajibnya
mengikuti Sunnahnya (Sunnah Nabi
Salallahu ‘Alaihi Wassalam) dan Sunnah para Sahabatnya radhiallahu’anhum..
Bersambung..insya Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar