Kamis, 05 Mei 2011

Wasiat Rasulullah 2

lanjutan dari artikel sebelumnya
oleh Deden Salafy

Keutamaan Salafush Shalih

Perkataan al-‘Irbâdh bin Sâriyah radhiallahu’anhu, “Lalu memberikan nasehat kepada kami dengan nasehat yang membekas
pada jiwa, yang menjadikan air mata
berlinang dan membuat hati menjadi
takut…” Di dalamnya terdapat isyarat tentang
baiknya keadaan para Sahabat,
bersihnya jiwa-jiwa mereka, dan
selamatnya hati-hati mereka. Mereka
mengambil pelajaran dari sabda
Rasulullâh Salallahu ‘Alaihi Wassalam, merasa takut tatkala mendengar firman
Allah Ta’ala , dan ini merupakan tanda keimanan dan kebaikan. Menangis dan
rasa takut hati ketika mendengar
peringatan dari firman Allah Ta’ala dan sabda Rasul-Nya adalah dua sifat kaum
Mukminin yang dipuji oleh Allah Ta ’ala . Seperti firman Allah Ta’ala yang artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila
disebut Nama Allah gemetar (takutlah)
hatinya, dan apabila dibacakan ayat-
ayat-Nya kepada mereka, bertambah
kuat imannya dan hanya kepada Rabb
mereka bertawakkal. ” (Qs al-Anfâl/8:2) Sesungguhnya orang yang menangis
karena takut kepada Allah Ta ’ala , matanya itu tidak akan disentuh api
neraka. Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wassalambersabda, Ada dua mata
yang tidak akan disentuh oleh api
Neraka, mata yang menangis karena
takut kepada Allah dan mata yang
begadang untuk berjaga di jalan Allah. Maksud dari dua mata yang begadang
untuk berjaga di jalan Allah ialah ketika
berjuang di jalan Allah Ta’ala melawan musuh, ia senantiasa berjaga-jaga di
perbatasan karena khawatir kaum
Muslimin diserang oleh musuh. Oleh
karena itu, wajib mencintai para
Sahabat g , memuliakan mereka,
memohonkan ampunan dan keridhaan Allah Ta’ala untuk mereka, dan mengikuti contoh teladan mereka.
Mereka adalah pendahulu umat ini
yang telah menyampaikan al-Qur‘ân dan Sunnah Nabi-Nya kepada kita. Para Ulama menjelaskan bahwa
siapapun tidak boleh mencela dan
mencaci-maki para Sahabat karena
baiknya hati mereka. ‘Abdullâh bin Mas’ûd z mengatakan tentang para Sahabat Rasulullâh Salallahu ‘Alaihi Wassalam, Barangsiapa di antara kalian
yang ingin mengambil teladan,
hendaklah mengambil teladan dari
para Sahabat Rasulullâh Salallahu
‘Alaihi Wassalam. Karena sesungguhnya mereka adalah umat
yang paling baik hatinya, paling dalam
ilmunya, paling sedikit bebannya,
paling lurus petunjuknya, dan paling
baik keadaannya. Suatu kaum yang
Allah Ta’ala telah pilih untuk menemani Nabi-Nya dan untuk menegakkan
agama-Nya, maka kenalilah keutamaan
mereka serta ikutilah atsar-atsarnya
karena mereka berada di atas jalan
yang lurus. Para Salafush Shalih memiliki sekian
banyak keutamaan, maka kewajiban
kita adalah mencintai, menghormati
dan mengikuti jejak mereka, serta
memohonkan ampunan, rahmat, dan
keridhaan Allah Ta ’ala untuk mereka. Maka dianjurkan untuk mengucapkan
radhiyallâhu ‘anhum ketika kita menyebut para Sahabat, sebagai
realisasi dari firman Allah Ta’ala yang artinya, “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara
orang-orang Muhajirin dan Anshar
serta orang-orang yang mengikuti
mereka dengan baik, Allah ridha
terhadap mereka dan mereka ridha
kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir
sungai-sungai di bawahnya; mereka
kekal di dalamnya selama-lamanya.
Itulah kemenangan yang besar.” (Qs at-Taubah/9:100) Tidak boleh ada seorang pun yang
mencela dan menjelekkan para
Sahabat. Nabi Salallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda, Janganlah kalian
mencaci para Sahabatku! Demi Dzat
Yang diriku berada di tangan-Nya,
sungguh, jika seandainya salah
seorang dari kalian berinfak sebesar
Gunung Uhud berupa emas, maka belum mencapai nilai infak mereka
meskipun (mereka infak hanya) satu
mud (yaitu sepenuh dua telapak
tangan) dan tidak juga separuhnya. Karena itulah Imam Abu Zur ’ah ar-Râzi rahimahullah (wafat th. 264 H) berkata,
“Apabila engkau melihat seseorang mencela salah seorang dari Sahabat
Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wassalam maka ketahuilah bahwa ia adalah
zindiq (munafik). Karena
sesungguhnya Rasulullâh Salallahu
‘Alaihi Wassalam itu benar, sesungguhnya al-Qur`ân itu benar, dan
yang menyampaikan al-Qur`ân kepada
kita adalah mereka, para Sahabat
Rasulullâh. Dan orang-orang yang
mencela itu hendak merusak
persaksian kita demi membatalkan al- Qur`ân dan Sunnah. Maka celaan itu
hanyalah pantas untuk mereka. Mereka
adalah orang-orang zindiq.” Kaum Muslimin dianjurkan untuk
mendoakan para Sahabat dengan doa
yang terdapat di dalam al-Qur‘ân yang artinya, “Wahai Rabb kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah
beriman lebih dulu daripada kami, dan
janganlah Engkau biarkan kedengkian
dalam hati kami terhadap orang-orang
yang beriman. Wahai Rabb kami,
sesungguhnya Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.” (Qs al- Hasyr/59:10).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar