Rabu, 06 April 2011

Kunci Surga

Penulis: Al-Ustadz Agus Su ’aidi As- Sidawy
--------------------------------------------------------------------------------
Bismillah.
Ibarat sebuah pintu, surga
menbutuhkan sebuah kunci untuk
membuka pintu-pintunya. Namun, tahukah Anda apa kunci surga itu ?
Bagi yang merindukan surga, tentu
akan berusaha mencari kuncinya
walaupun harus mengorbankan
nyawa.
Ibarat sebuah pintu, surga menbutuhkan sebuah kunci untuk
membuka pintu-pintunya. Namun,
tahukah Anda apa kunci surga itu ?
Bagi yang merindukan surga, tentu
akan berusaha mencari kuncinya
walaupun harus mengorbankan nyawa. Tetapi anda tak perlu gelisah, Nabi
Muhammad Sholallahu ‘alaihi wa sallam telah menunjukkan pada
umatnya apa kunci surga itu,
sebagaimana tersebut dalam
sebuah hadits yang mulia, beliau
bersabda (yang artinya): “Barang siapa mengucapkan kalimat Laa
ilaaha illalloh dengan penuh
keikhlasan, maka dia akan masuk
surga. “ (HR. Imam Ahmad dengan sanad
yang shohih). Ternyata, kunci surga itu adalah Laa
ilaahaa illalloh, kalimat Tauhid yang
begitu sering kita ucapkan. Namun
semudah itukah pintu surga kita
buka ? Bukankah banyak orang
yang siang malam mengucapkan kalimat Laa ilaaha illalloh, tetapi
mereka masih meminta-minta
(berdo’a dan beribadah) kepada selain Allah, percaya kepada
dukun-dukun dan melakukan
perbuatan syirik lainnya ? Akankah
mereka ini juga bisa membuka
pintu surga ? Tidak mungkin ! Dan ketahuilah, yang namanya
kunci pasti bergerigi. Begitu pula
kunci surga yang berupa Laa ilaaha
illalloh itu, ia pun memiliki gerigi.
Jadi, pintu surga itu hanya bisa
dibuka oleh orang yang memiliki kunci yang bergerigi. Al-Iman Al-Bukhori meriwayatkan
dalam Shohih-nya (3/109), bahwa
seseorang pernah bertanya kepada
Al-Imam Wahab bin Munabbih
(seorang Tabi’in terpercaya dari Shon’a yang hidup pada tahun 34-110 H) : “Bukankah Laa ilaaha illalloh itu kunci surga ? “Wahab menjawab : “Benar, akan tetapi setiap kunci yang bergerigi. Jika
engkau membawa kunci yang
bergerigi, maka pintu surga itu
akan di bukakan untukmu !”. Lalu, apa gerangan gerigi kunci itu
Laa ilaaha illalloh itu ? Ketahuilah,
gerigi kunci Laa ilaaha illalloh itu
adalah syarat-syarat Laa ilaaha
illalloh ! Syaikh Abdurrahman bin
Muhammad bin Qoshim Al-Hambali An-Najdi rahimahullah, penyusun
kitab Hasyiyyah Tsalatsatil Ushul,
pada halaman 52 kitab tersebut
menyatakan, syarat-syarat Laa
ilaaha illalloh itu ada delapan, yaitu : Pertama : Al-‘Ilmu (mengetahui), maksudnya adalah Anda harus
mengetahui arti (makna) Laa ilaaha
illalloh secara benar. Adapun
artinya adalah : “Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali
Allah”. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):
“Barang siapa mati dalam keadaan mengetahui bahwa tidak ada tuhan
yang berhak disembah kecuali
Allah, niscaya dia akan masuk
surga.” (HR. Muslim).
Seandainya Anda mengucapkan
kalimat tersebut, tetapi anda tidak
mengerti maknanya, maka ucapan
atau persaksian tersebut tidak sah
dan tidak ada faedahnya. Kedua : Al-Yaqiinu (meyakini),
maksudnya adalah anda harus
menyakini secara pasti kebenaran
kalimat Laa ilaaha illalloh tanpa ragu
dan tanpa bimbang sedikitpun.
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):
“Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak di sembah
kecuali Allah dan aku adalah utusan
Allah. Tidaklah seorang hamba
bertemu dengan Allah sambil
membawa dua kalimat syhadat
tersebut tanpa ragu kecuali pasti dia akan masuk surga.
(HR. Muslim). Ketiga : Al-Qobulu (manerima),
maksudnya Anda harus menerima
segala tuntunan Laa ilaaha illalloh
dengan senang hati, lisan dan
perbuatan, tanpa menolak
sedikitpun. Anda tidak boleh seperti orang-orang musyirik yang di
gambarkan oleh Allah dalam Al-
Qur’an (yang artinya): “Orang-orang yang musyrik itu apabila di katakan kepada mereka :
(ucapkanlah) Laa ilaaha illalloh,
mereka menyombongkan diri
seraya berkata : Apakah kita harus
meninggalkan sesembahan-
sesembahan kita hanya karena ucapan penyair yang gila ini ? “ (QS. As-Shoffat : 35-36). Keempat : Al-Inqiyaadu (tunduk
atau patuh), maksudnya Anda
harus tunduk dan patuh
melaksanakan tuntunan Laa ilaaha
illalloh dalam amal-amal nyata. Allah
subhanahu wa Ta’ala (yang artinya):
“Kembalilah ke jalan Tuhanmua, dan tunduklah kepada-Nya. “ (QS. Az-Zumar : 54).
Allah Ta’ala juga berfirman (yang artinya):
“Dan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah,
sedang dia orang yang berbuat
kebaikan, maka sesungguhnya ia
telah berpegang pada buhul
(ikatan) tali yang amat kokoh
(yakni kalimat Laa ilaaha illalloh). “(QS. Luqman : 22). Makna “menyerahkan dirinya kepada Allah ” yaitu tunduk, patuh dan pasrah kepada-Nya (ed.). Kelima : Ash-Shidqu (jujur atau
benar), maksudnya Anda harus
jujur dalam melaksanakan tuntutan
Laa ilaaha illalloh, yakni sesuai
antara keyakinan hati dan amal
nyata, tanpa di sertai kebohongan sedikitpun. Nabi Sholallahu ‘alahi wa sallam bersabda (yang artinya) :
“Tidaklah seseorang itu bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang
berhak di sembah kecuali Allah dan
Muhammad itu adalah hamba dan
utusan-Nya, dia mengucapkannya
dengan jujur dari lubuk hatinya,
melainkan pasti Allah mengharamkan neraka atasnya. “ (HR. Imam Bukhori dan Muslim). Keenam : Al-Ikhlas (ikhlas atau
murni), maksudnya Anda harus
membersihkan amalan Anda dari
noda-noda riya’ (amalan ingin di lihat dan dipuji oleh orang lain), dan
berbagai amalan kesyirikan lainnya.
Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang
yang mengucapkan Laa ilaaha
illalloh semata-mata hanya untuk
mengharapkan wajah Allah Azza
wa Jalla. “(HR. Imam Bukhori dan Muslim). Ketujuh : Al-Mahabbah (mencintai),
maksudnya anda harus mencintai
kalimat tauhid, tuntunannya, dan
mencintai juga kepada orang-orang
yang bertauhid dengan sepenuh
hati, serta membenci segala perkara yang merusak tauhid itu. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya): “Dan di antara manusia ada yang menbuat
tandingan-tandingan (sekutu)
selain Allah yang di cintai layaknya
mencintai Allah. Sedangkan orang-
orang yang beriman, sangat
mencintai Allah diatas segala- galanya). “ (QS. Al-Baqarah : 165). Dari sini kita
tahu, Ahlut Tauhid mencintai Allah
dengan cinta yang tulus bersih.
Sedangkan Ahlus Syirik mencintai
Allah dan mencintai tuhan-tuhan
yang lainnya. Hal ini tentu sangat bertentangan dengan isi
kandungan Laa ilaaha illalloh.(ed,). Kedelapan : Al-Kufru bimaa siwaahu
(mengingkari sesembahan yang
lainnya), maksudnya Anda harus
mengingkari segala sesembahan
selain Allah, yakni tidak
mempercayainya dan tidak menyembahnya, dan juga Anda
harus yakin bahwa seluruh
sesembahan selain Allah itu batil
dan tidak pantas disembah-
sembah. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan (yang artinya): “Maka barang siapa mengingkari thoghut
(sesembahan selain Allah) dan
hanya beriman kepada Allah, maka
sesungguhnya dia telah berpegang
teguh pada ikatan tali yang amat
kokoh (yakni kalimat Laa ilaaha illalloh), yang tidak akan
putus….”(QS. Al-Baqoroh : 256). Saudaraku kaum muslimin dari sini
dapatlah anda ketahui, bahwa
orang yang mengucapkan kalimat
Laa ilaaha illalloh hanya dengan
lisannya tanpa memenuhi syarat-
syaratnya, dia bagaikan orang yang memegang kunci tak bergerigi,
sehingga mustahil baginya untuk
membuka pintu surga, walaupun
dia mengucapkannya lebih dari
sejuta banyaknya. Karena itu
perhatikanlah ! Wallahu a’lamu bish showwab !. Dinukil dari bulletin Dakwah Al-
Bayyinah, edisi 07/02/20, diolah
dan disusun kembali oleh Abu
Abdirrahman.
(BULETIN DAKWAH AT-TASHFIYYAH,
Surabaya Edisi : 13 / Shafar / 1425)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar